Advertisement
OKARA.BIZ.ID - SUMENEP - Gerak cepat, Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, turun langsung ke lokasi banjir yang melanda wilayah Kecamatan Pragaan, tepatnya di lingkungan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, untuk memastikan penanganan berjalan cepat, tanggap, dan efektif (Rabu, 14/05/2025).
Bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep dan Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka), Wabup Imam terlibat aktif dalam upaya perbaikan pagar yang jebol akibat derasnya aliran air. Banjir yang menggenangi area pesantren ini diduga akibat luapan air yang tak tertampung oleh saluran irigasi.
“Ini ikhtiar pemerintah dalam menangani bencana alam yang terjadi seperti sekarang,” ujarnya di sela kegiatan perbaikan.
Wabup yang juga seorang ulama ini menjelaskan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi selama tiga hari berturut-turut di Kabupaten Sumenep. Kondisi ini menyebabkan beberapa titik rawan banjir, termasuk wilayah Pragaan, mengalami luapan air.
Menurutnya, banjir yang masuk ke area Ponpes Al-Amien setinggi dada orang dewasa. Hal ini terjadi karena saluran irigasi yang ada tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.
“BPBD dibantu warga dari dua desa yakni Desa Pragaan Laok dan Desa Prenduan bahu membahu untuk memperbaiki saluran air yang jebol. Alhamdulillah bisa segera diatasi,” terang Kiai Imam.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk segera melapor jika terjadi bencana serupa. Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menyediakan layanan call center sebagai jalur cepat untuk laporan darurat.
“Tentu kami akan segera mengatasinya. Masyarakat tidak boleh sengsara akibat bencana alam yang menimpa. Sebisa mungkin pemerintah akan selalu hadir di tengah masyarakat,” imbuhnya dengan nada tegas.
Kehadiran Wabup Imam disambut hangat oleh pihak Pondok Pesantren. Pengasuh Ponpes Al-Amien, Nyai Hj. Halimatus Sa’diyah, menyampaikan apresiasi atas respon cepat dari pemerintah daerah.
“Kami sangat bersyukur pemerintah cepat tanggap menangani banjir disini. Semoga musibah seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya.
Sebagai bentuk dukungan lanjutan, Pemkab Sumenep juga menyalurkan bantuan berupa peralatan mandi dan kebutuhan dasar lainnya untuk mendukung keseharian santri dan pengurus pesantren yang terdampak banjir.
Langkah tanggap darurat yang dilakukan KH. Imam Hasyim ini menjadi bukti konkret bahwa pemerintah daerah berkomitmen hadir di tengah masyarakat saat musibah datang.
Wabup yang juga seorang ulama ini menjelaskan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi selama tiga hari berturut-turut di Kabupaten Sumenep. Kondisi ini menyebabkan beberapa titik rawan banjir, termasuk wilayah Pragaan, mengalami luapan air.
Menurutnya, banjir yang masuk ke area Ponpes Al-Amien setinggi dada orang dewasa. Hal ini terjadi karena saluran irigasi yang ada tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.
“BPBD dibantu warga dari dua desa yakni Desa Pragaan Laok dan Desa Prenduan bahu membahu untuk memperbaiki saluran air yang jebol. Alhamdulillah bisa segera diatasi,” terang Kiai Imam.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk segera melapor jika terjadi bencana serupa. Pemerintah Kabupaten Sumenep telah menyediakan layanan call center sebagai jalur cepat untuk laporan darurat.
“Tentu kami akan segera mengatasinya. Masyarakat tidak boleh sengsara akibat bencana alam yang menimpa. Sebisa mungkin pemerintah akan selalu hadir di tengah masyarakat,” imbuhnya dengan nada tegas.
Kehadiran Wabup Imam disambut hangat oleh pihak Pondok Pesantren. Pengasuh Ponpes Al-Amien, Nyai Hj. Halimatus Sa’diyah, menyampaikan apresiasi atas respon cepat dari pemerintah daerah.
“Kami sangat bersyukur pemerintah cepat tanggap menangani banjir disini. Semoga musibah seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya.
Sebagai bentuk dukungan lanjutan, Pemkab Sumenep juga menyalurkan bantuan berupa peralatan mandi dan kebutuhan dasar lainnya untuk mendukung keseharian santri dan pengurus pesantren yang terdampak banjir.
Langkah tanggap darurat yang dilakukan KH. Imam Hasyim ini menjadi bukti konkret bahwa pemerintah daerah berkomitmen hadir di tengah masyarakat saat musibah datang.
Dalam suasana kebencanaan, kehadiran pemimpin di lapangan menjadi kekuatan moral dan logistik bagi masyarakat yang terdampak.
Gerak cepat, koordinasi antarinstansi, serta gotong royong warga menjadi kunci utama dalam mengendalikan bencana banjir di wilayah Pragaan.
Gerak cepat, koordinasi antarinstansi, serta gotong royong warga menjadi kunci utama dalam mengendalikan bencana banjir di wilayah Pragaan.
Warga berharap kejadian serupa bisa dicegah dengan perbaikan infrastruktur jangka panjang dan sistem drainase yang lebih baik.
(*)
(*)
