Advertisement
OKARA.BIZ.ID - Rosan Roeslani tampak percaya diri ketika menyambut Bill Gates di Istana Merdeka. Di hadapan pendiri Gates Foundation itu, bos Danantara menyodorkan gagasan besar: mendirikan Danantara Trust Fund, lembaga filantropi milik negara Indonesia. Danantara Trust Fund disebut-sebut akan meniru sukses Temasek Trust milik Singapura.
Danantara adalah dana abadi baru bentukan pemerintah Indonesia yang diluncurkan awal tahun ini. Lembaga ini didesain menyerupai Temasek, badan investasi Singapura. Bedanya, Danantara kini ingin menambah fungsi sosial lewat kanal filantropi negara Indonesia.
“Kami akan sisihkan 2,5 persen dari dividen setiap tahun,” ujar Rosan. Nominal awalnya tak main-main: USD 100 juta per tahun, dengan target mencapai USD 1 miliar dalam lima hingga enam tahun. Investasi sosial Danantara akan diarahkan ke sektor-sektor dasar seperti pendidikan, kesehatan, sanitasi, dan pengentasan kemiskinan.
Ide itu bukan sekadar mimpi kosong. Gates Foundation telah menggelontorkan lebih dari USD 159 juta ke Indonesia sejak 2009. Rosan berharap, dengan pembentukan trust fund ini, aliran dana kemanusiaan internasional bisa lebih terstruktur dan transparan. Kolaborasi Gates Foundation dan Indonesia disebutnya strategis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin punya catatan serupa. Ia mengungkap bahwa selama pandemi Covid-19, bantuan dari para taipan Indonesia justru lebih banyak disalurkan lewat lembaga di luar negeri. Alasannya, tak ada entitas lokal yang cukup kredibel. “Karena itu kita tiru Temasek Trust,” kata Budi. Filantropi Indonesia pandemi memang kerap kehilangan saluran resmi.
Budi bahkan mengajak Gates dan Ray Dalio untuk duduk di dewan pengawas Danantara Trust Fund. Nama Dalio, investor kawakan asal Amerika, sudah lebih dulu tercatat sebagai penasihat Danantara. Keduanya juga dikenal sebagai pendiri China Global Philanthropy Institute, lembaga pendidikan filantropi di Tiongkok.
Di forum yang disiarkan langsung di televisi nasional itu, Gates tak menjawab langsung tawaran Rosan. Tapi ia menyatakan siap melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam isu anemia. “Kita sedang siapkan inisiatif baru,” katanya. Proyek kesehatan Gates di Indonesia kemungkinan akan tetap berlanjut.
Pertemuan di Istana itu juga dihadiri taipan lokal seperti James Riady dan Prajogo Pangestu. Keduanya disebut potensial menjadi donatur lokal pertama yang mempercayai Danantara Trust Fund. Konglomerat Indonesia dan filantropi nasional menjadi harapan pemerintah agar dana sosial tak perlu lagi berputar lewat negara ketiga.
Sejak diluncurkan, Danantara telah mengelola aset dari 844 BUMN Indonesia. Portofolio investasinya mencakup sektor strategis seperti pengolahan industri, pangan, dan petrokimia. Jika dikelola optimal, Presiden Prabowo memperkirakan total asetnya bisa menyentuh USD 1 triliun. Aset Danantara dan potensi ekonomi nasional pun menjadi sorotan utama.
Temasek Trust menjadi acuan. Didirikan pada 2007, lembaga itu tidak hanya mengelola dana sosial, tapi juga mendistribusikannya lewat Temasek Foundation. Konsep pemisahan manajemen dan pelaksana ini dianggap paling efektif. Model Temasek untuk trust fund Indonesia jadi rujukan utama para perancang Danantara Trust Fund.
Bagi pemerintah Indonesia, Danantara Trust Fund bukan sekadar lembaga sosial. Ia adalah instrumen diplomasi kepercayaan. Jika Gates bergabung, pintu menuju panggung filantropi global terbuka lebar. Yang kini ditunggu hanya satu hal: bersediakah Gates duduk di kursi yang ditawarkan?
(*)
Penulis: Redaksi Okara
Sumber: jakartaglobe.id