Iklan

Iklan

Okara
Mei 11, 2025, 08:57 WIB
Last Updated 2025-05-11T01:57:30Z
Regional

Sineas Muda Melawan Lupa, Tradisi Ojhung Sumenep Diabadikan dalam Film Sangkal Sangkol

Read To
Advertisement
Sineas Muda Melawan Lupa, Tradisi Ojhung Sumenep Diabadikan dalam Film Sangkal Sangkol


OKARA.BIZ.ID - Para Sineas Muda Sumenep melawan lupa dan berupaya mengabadikan Tradisi Ojung  sebagai warisan budaya ke dalam film semi dokumenter berjudul Sangkal Sangkol.

Kisah dalam film ini tidaklah besar, tapi justru personal dan menggugah. Seorang pemuda bernama Saber kembali ke desa setelah bertahun-tahun merantau.

Ia pulang bukan membawa keberhasilan, melainkan kerumitan masa lalu yang belum selesai.

Kematian ayahnya membuka kembali luka yang selama ini terkubur. Di desa itulah, ia kembali bersentuhan dengan Ojhung, sebuah tradisi yang pernah ia tinggalkan.

Dalam penyajiannya, Sangkal Sangkol menggabungkan elemen fiksi dan dokumenter secara halus. Visual realitas masyarakat desa berpadu dengan cerita rekaan yang dibangun secara emosional.

Ojhung, seni bertarung dengan tongkat rotan yang biasa digelar saat musim kemarau, tampil bukan hanya sebagai latar, tapi sebagai simbol rekonsiliasi dan penerimaan diri.

Film ini bukan proyek biasa. Para sineas muda di balik layar menjadikan Sangkal Sangkol sebagai ruang aktualisasi sekaligus ekspresi kecintaan terhadap budaya daerah.

Produksinya melibatkan warga lokal sebagai pemeran, memperkuat nuansa otentik yang ditampilkan di layar.

Selain itu, Sangkal Sangkol diharapkan menjadi gerbang baru bagi film-film daerah yang ingin unjuk gigi di festival nasional hingga internasional.

Tidak hanya menampilkan konflik dan nilai artistik, film ini juga membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga dan merayakan warisan budaya.

Ojhung bukan sekadar pertunjukan tradisi. Dalam film ini, ia menjadi refleksi nilai sosial masyarakat Madura, tempat silaturahmi, harga diri, dan kedewasaan diuji secara simbolis.

Melalui film ini pula, publik diajak kembali melihat betapa kaya dan mendalamnya filosofi budaya lokal yang nyaris terpinggirkan.

Dengan menghidupkan Ojhung melalui bahasa sinema, Sangkal Sangkol berupaya agar warisan itu tak berhenti di panggung upacara, tapi mengalir ke ruang-ruang kesadaran baru, terutama bagi generasi muda yang haus identitas.

(*)
close