Advertisement
OKARA.BIZ.ID - Apel adalah salah satu buah yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi menjadikannya pilihan favorit banyak orang. Namun, pertanyaan yang kerap muncul adalah: apakah kulit apel aman untuk dimakan?
Dalam kulit apel, terdapat senyawa bernama triterpenoid yang terbukti dalam berbagai studi mampu menghancurkan sel kanker, terutama yang berhubungan dengan kanker usus besar, payudara, dan hati. Mengonsumsi apel beserta kulitnya ternyata bukan hanya aman, tapi juga memberi manfaat kesehatan yang signifikan.
Menurut penjelasan dari situs kesehatan vinmec.com, satu buah apel berukuran sedang mengandung sekitar 95 kalori dan kaya akan polifenol, sejenis antioksidan yang justru banyak terdapat di bagian kulitnya. Karena itu, mengupas apel sebelum dimakan berarti mengurangi manfaat antioksidan yang bisa diperoleh tubuh.
Para ahli gizi sepakat bahwa kulit apel menyimpan beragam nutrisi penting. Salah satunya adalah serat, di mana sekitar 4,4 gram serat terdapat di kulit apel, terdiri dari serat larut dan tidak larut. Serat ini membantu mencegah sembelit, mengontrol kadar gula darah, memperlambat penyerapan nutrisi, hingga menurunkan kolesterol.
Selain itu, kulit apel mengandung vitamin penting seperti vitamin C dan vitamin A. Jika apel dikonsumsi tanpa kulit, kadar vitamin C menurun dari 8,4 mg menjadi 6,4 mg, dan vitamin A dari 98 IU menjadi 61 IU. Maka dari itu, makan apel tanpa dikupas adalah pilihan yang lebih sehat.
Tak hanya itu, kandungan flavonoid seperti quercetin yang banyak terdapat di kulit apel berperan dalam meningkatkan fungsi paru-paru dan mencegah risiko asma. Quercetin juga diketahui mampu melindungi jaringan otak dari kerusakan, terutama pada penderita Alzheimer dan gangguan neurodegeneratif lainnya.
Bagi yang sedang mengontrol berat badan, kulit apel mengandung asam ursolat yang membantu meningkatkan massa otot dan membakar lemak. Senyawa ini menjadikan apel sebagai camilan yang mendukung program diet sehat.
Mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, fosfor, dan folat juga hadir di kulit apel. Semua mineral ini mendukung pertumbuhan sel, menjaga kesehatan tulang, serta pembentukan sel darah merah yang sehat.
Namun, mengonsumsi kulit apel tidak selalu tanpa risiko. Kulit apel berpotensi menyimpan residu pestisida, terutama jika dikonsumsi tak lama setelah masa penyemprotan. Di beberapa negara, termasuk Vietnam, pestisida sering digunakan dalam pertanian. Meski sebagian besar residu akan hilang dalam waktu tujuh hari, mengonsumsi apel yang belum dicuci bersih bisa membahayakan kesehatan.
Risiko lain adalah infeksi parasit. Meski sudah dicuci, kulit buah tetap bisa menjadi tempat tinggal parasit seperti lalat, kutu, jamur, bahkan cacing mikroskopis. Kulit apel yang kasar memungkinkan mikroorganisme ini bersembunyi, dan jika masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Lalu bagaimana cara aman makan apel tanpa mengupasnya? Para ahli menyarankan untuk mencuci apel dengan teliti sebelum dikonsumsi. Cara paling umum adalah merendam apel dalam air garam, tetapi ada dua metode yang dinilai lebih efektif:
Pertama, gunakan soda kue. Campurkan sekitar empat sendok teh baking soda ke dalam 1,5 liter air, aduk rata, lalu rendam apel selama 10–15 menit. Setelah itu, bilas apel dengan air bersih sebelum dikonsumsi.
Kedua, rendam apel dalam larutan cuka putih dan minyak esensial jeruk bali. Campurkan satu bagian air dengan dua bagian cuka putih dan tambahkan beberapa tetes minyak jeruk bali. Rendam apel selama 40 menit, lalu bilas hingga bersih.
Bagian batang apel juga perlu dibersihkan secara menyeluruh karena sering menjadi tempat penumpukan bakteri dan zat kimia. Mengabaikan area ini bisa membuat kotoran masuk ke tubuh saat apel digigit.
Kesimpulannya, makan apel dengan kulitnya sangat dianjurkan untuk mendapatkan manfaat maksimal, selama kebersihan buah benar-benar diperhatikan. Dengan cara cuci yang tepat, kulit apel bukan hanya aman, tapi justru sangat bergizi.
Mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, fosfor, dan folat juga hadir di kulit apel. Semua mineral ini mendukung pertumbuhan sel, menjaga kesehatan tulang, serta pembentukan sel darah merah yang sehat.
Namun, mengonsumsi kulit apel tidak selalu tanpa risiko. Kulit apel berpotensi menyimpan residu pestisida, terutama jika dikonsumsi tak lama setelah masa penyemprotan. Di beberapa negara, termasuk Vietnam, pestisida sering digunakan dalam pertanian. Meski sebagian besar residu akan hilang dalam waktu tujuh hari, mengonsumsi apel yang belum dicuci bersih bisa membahayakan kesehatan.
Risiko lain adalah infeksi parasit. Meski sudah dicuci, kulit buah tetap bisa menjadi tempat tinggal parasit seperti lalat, kutu, jamur, bahkan cacing mikroskopis. Kulit apel yang kasar memungkinkan mikroorganisme ini bersembunyi, dan jika masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Lalu bagaimana cara aman makan apel tanpa mengupasnya? Para ahli menyarankan untuk mencuci apel dengan teliti sebelum dikonsumsi. Cara paling umum adalah merendam apel dalam air garam, tetapi ada dua metode yang dinilai lebih efektif:
Pertama, gunakan soda kue. Campurkan sekitar empat sendok teh baking soda ke dalam 1,5 liter air, aduk rata, lalu rendam apel selama 10–15 menit. Setelah itu, bilas apel dengan air bersih sebelum dikonsumsi.
Kedua, rendam apel dalam larutan cuka putih dan minyak esensial jeruk bali. Campurkan satu bagian air dengan dua bagian cuka putih dan tambahkan beberapa tetes minyak jeruk bali. Rendam apel selama 40 menit, lalu bilas hingga bersih.
Bagian batang apel juga perlu dibersihkan secara menyeluruh karena sering menjadi tempat penumpukan bakteri dan zat kimia. Mengabaikan area ini bisa membuat kotoran masuk ke tubuh saat apel digigit.
Kesimpulannya, makan apel dengan kulitnya sangat dianjurkan untuk mendapatkan manfaat maksimal, selama kebersihan buah benar-benar diperhatikan. Dengan cara cuci yang tepat, kulit apel bukan hanya aman, tapi justru sangat bergizi.
(*)
