Advertisement
OKARA.BIZ.ID - Presiden Prabowo Subianto kembali mengirim pesan tegas kepada jajarannya. Dalam sambutan peresmian peletakan batu pertama proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Karawang, Jawa Barat, ia mengapresiasi kerja cepat kabinetnya. Namun di saat yang sama, ia mengingatkan bahwa tak semua akan bertahan jika tak sanggup mengikuti irama percepatan.
"Saya terima kasih kepada tim saya, kabinet saya semuanya kerja dengan baik, kerja dengan cepat, yang tidak bisa ikut cepat, kita tinggalkan di pinggir jalan saja," kata Prabowo, Ahad siang, di Kawasan Artha Industrial Hills.
Presiden menyebut proyek ini sebagai tonggak penting dalam proses hilirisasi industri yang menjadi prioritas pemerintah. Pembangunan fasilitas baterai kendaraan listrik itu menjadi bukti bahwa arah kebijakan tak hanya didorong oleh ambisi nasional, tetapi juga komitmen terhadap kemitraan global yang kuat.
Di hadapan para pejabat dan mitra luar negeri, termasuk dari China, Prabowo menegaskan bahwa langkah besar ini adalah bagian dari strategi nasional menuju ketahanan dan kemandirian energi berbasis energi baru dan terbarukan.
“Ini langkah besar dan terobosan luar biasa dalam pengembangan energi terbarukan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Tak hanya bicara soal proyek, Prabowo menyoroti pentingnya kerja sama internasional. Dalam situasi global yang penuh ketegangan, Indonesia, katanya, akan tetap memegang prinsip kolaborasi dan perdamaian.
"Indonesia selalu memilih kerja sama, selalu memilih kolaborasi, selalu memilih jalan tengah, selalu memilih persahabatan di atas permusuhan. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkoknya saya ambil alih," ujar Prabowo, dengan nada diplomatis.
Presiden juga membeberkan ambisi besar lainnya: swasembada energi. Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri dalam waktu singkat.
“Saya diberitahu oleh para pakar, bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi dan hitungan saya tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi,” ucapnya.
Ia menyebut bahwa pemanfaatan tenaga surya akan memainkan peran penting. Dan teknologi baterai yang dikembangkan di Karawang akan menjadi kunci untuk menyimpan dan menyalurkan energi tersebut secara efisien.
“Listrik dari tenaga surya kuncinya adalah baterai dan hari ini kita saksikan,” katanya.
Laporan yang diterimanya menyebut kapasitas produksi saat ini mencapai 15 gigawatt. Namun untuk benar-benar mandiri, Indonesia disebut perlu membangun kapasitas hingga 100 gigawatt.
“Artinya proyek seperti ini perlu kita lipatgandakan. Dan saya percaya, bangsa ini mampu melaksanakannya,” ucap Presiden, menutup pidatonya dengan optimisme.
Dengan proyek ini, Prabowo mengirimkan pesan bahwa percepatan dan kolaborasi menjadi kunci. Yang tak bisa berlari, akan tertinggal. Yang siap, harus melaju bersama.
(*)