Advertisement
OKARA.BIZ.ID - Harga Bitcoin kembali melonjak pada Kamis, 8 Mei 2025, seiring dengan menguatnya sentimen pasar terhadap aset kripto. Nilai Bitcoin naik 2,59 persen dan sempat menyentuh angka US$99.415 atau sekitar Rp1,6 miliar, mendekati level psikologis penting US$100.000. Menurut laporan Crypto News (8/05/2025), lonjakan ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap potensi Bitcoin menembus rekor tertingginya di US$109.300.
Kenaikan ini menandai penguatan signifikan sejak pidato Hari Pembebasan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pidato tersebut disusul dengan pengumuman kesepakatan dagang baru antara AS dan Inggris yang memperkuat sentimen risiko di pasar keuangan global.
Tak hanya Bitcoin, altcoin juga mencatat kenaikan tajam. Pudgy Penguins melonjak 27,34 persen, disusul oleh Virtuals Protocol dengan 21,79 persen dan Brett sebesar 22,99 persen. Pepe (PEPE) pun ikut meramaikan reli pasar. Total kapitalisasi pasar aset kripto kini menembus angka US$3,10 triliun.
Penguatan ini dimulai setelah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), mengumumkan keputusan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,50 persen. Keputusan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar, meskipun nada pernyataan The Fed cenderung hawkish.
Para analis memprediksi penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada kuartal ketiga 2025. Proyeksi dari ING menyebutkan kemungkinan pemangkasan pada bulan September, sementara data pasar taruhan Polymarket menunjukkan kecil kemungkinan perubahan kebijakan moneter pada pertemuan Juni atau Juli mendatang.
Pasar merespons positif stabilitas kebijakan moneter ini, karena dianggap membuka peluang pelonggaran suku bunga dalam waktu dekat, yang bisa mendorong minat terhadap aset berisiko seperti kripto.
Di saat bersamaan, Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan kesepakatan dagang baru. Dalam kesepakatan ini, AS akan menurunkan tarif impor terhadap baja dan mobil dari Inggris. Sebagai imbalannya, Inggris mencabut pajak digital sebesar US$800 juta yang selama ini menyasar perusahaan teknologi AS. Ini memberi sinyal positif pada kerja sama internasional dan mengurangi ketegangan perdagangan yang sebelumnya membayangi pasar global.
Isyarat meredanya tensi geopolitik juga muncul menjelang pertemuan antara pejabat AS dan Tiongkok di Swiss. Para analis menilai, pembahasan ini berpotensi menghasilkan pelonggaran tarif antara dua ekonomi terbesar dunia, yang akan mendorong pertumbuhan di pasar saham dan kripto sekaligus membuka ruang lebih besar bagi The Fed untuk memangkas suku bunga.
Selain itu, lonjakan harga kripto turut dipicu oleh akuisisi besar di industri ini. Coinbase, bursa kripto terbesar di AS, mengakuisisi Deribit—platform derivatif Bitcoin dan Ethereum—dalam kesepakatan senilai US$2,9 miliar. Langkah ini memperkuat dominasi Coinbase di pasar opsi dan kontrak berjangka yang selama ini menjadi pendorong utama volume transaksi global.
“Perdagangan derivatif global adalah penggerak utama pertumbuhan Coinbase. Deribit punya sejarah operasional yang kuat dan DNA yang mirip dengan Coinbase,” ujar Spencer Young, salah satu pendiri Fractal Bitcoin, dalam keterangan tertulis.
Investor institusi juga menunjukkan minat besar. Dana spot Bitcoin ETF mencatat arus masuk sebesar US$142 juta pada Rabu, dan total inflow sepanjang minggu ini mencapai US$482 juta. Sejak awal tahun, total dana masuk mencapai US$5,7 miliar.
Dengan berbagai sentimen positif ini, pasar memperkirakan harga Bitcoin bisa segera menguji ulang rekor tertingginya di angka US$109.300 dalam waktu dekat.
(*)