Advertisement
OKARA.BIZ.ID - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menegaskan bahwa kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat Daya, tetap aman dikunjungi wisatawan. Penegasan ini disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyusul polemik aktivitas pertambangan nikel yang sempat memicu penutupan sementara Pulau Wayag dan Manyaifun Batangpele.
Pernyataan ini sekaligus menjadi jaminan bagi pelaku wisata dan turis bahwa destinasi unggulan di ujung timur Indonesia masih layak dikunjungi. Kementerian menyatakan terus memantau situasi dan siap mengambil langkah adaptif demi mendukung masyarakat lokal serta keberlanjutan pariwisata di wilayah tersebut.
Menteri Widiyanti menekankan bahwa potensi pariwisata Raja Ampat tak terbatas hanya di dua pulau itu. Lokasi penyelaman kelas dunia seperti Manta Point, Cape Kri, Cross Wreck, hingga Blue Magic tetap dibuka dan menawarkan panorama bawah laut yang memukau. Destinasi-destinasi ini menjadi alternatif favorit para penyelam profesional dan wisatawan internasional.
Sebagai salah satu destinasi prioritas nasional yang masuk dalam jaringan UNESCO Global Geoparks, Raja Ampat dikembangkan dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan. Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara kelestarian lingkungan, kesejahteraan ekonomi, dan kearifan sosial budaya masyarakat lokal.
Untuk memastikan stabilitas kawasan, Kementerian Pariwisata juga telah berkoordinasi erat dengan Kementerian Dalam Negeri, aparat keamanan, dan tokoh adat setempat. Arahan pun telah diberikan kepada pemerintah daerah untuk menjamin perlindungan bagi wisatawan dari segala bentuk potensi gangguan.
Pemerintah pusat mengajak seluruh pemangku kepentingan—termasuk komunitas lokal, operator wisata, dan pelaku usaha—untuk terus menjaga kelestarian alam Raja Ampat. Sinergi ini diperlukan untuk mempertahankan citra Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata bahari terbaik di dunia.
Dengan komitmen tersebut, pemerintah berharap dapat menghadirkan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkelas internasional, serta memperkuat posisi Raja Ampat di peta pariwisata global. Raja Ampat bukan hanya simbol keindahan Indonesia, tapi juga etalase model pembangunan pariwisata berkelanjutan.
(*)